musik


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Senin, 12 Maret 2012

Teknologi Produksi Benih


MENGENALKAN BUDIDAYA GANDUM DI INDONESIA BESERTA KEMANDIRIAN PETANI DALAM MENCIPTAKAN TEKNIK PRODUKSI BENIH SENDIRI
Dosen : Prof. Dr. Ir. Kuswanto, MS.,

OLEH:
Nama     : MUCHAMMAD PRAYOGO
   
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gandum merupakan bahan utama dalam pembuatan mie dan roti. Namun sampai saat ini pemerintah masih mengimpor semua kebutuhan gandum di Indonesia. Padahal banyak wilayah di Indonesia yang memenuhi syarat untuk budidaya gandum. Sehingga perlu di budayakan menanam gandum di Indonesia supaya Impor gandum bisa terkurangi.
Prioritas pembangunan pertanian bagi negara-negara di Asia Tenggara ( termasuk Indonesia ) adalah ketahanan pangan (gizi) bagi populasi masyarakat yang terus meningkat. Serealia merupakan bahan makanan utama yang sangat penting. Oleh karena itu gandum merupakan tanaman yang kurang mendapat perhatian/dibudidayakan di Asia Tenggara. Di indonesia sendiri gandum hanya di jumpai di daerah dataran tinggi, dan itupun sangat terbatas penyebarannya. Di Indonesia, gandum sudah mulai di introduksi sejak tahun 1784 di dataran tinggi di pulau jawa(Budiarti, 1989,- van Ginkel dan Villareal, 1996)
Pada tahun 1993 impor gandum dan tepung terigu di Indonesia mencpai 2,6 juta ton (FAO, 1994) Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor gandum terbesar di Asia tenggara dan pada tahun 2011-2012 produksi gandum menigkat 9% dari 5,5 juta ton naik menjadi 6 juta ton (APTINDO, 2012)
1.2 Tanaman gandum di Indonesia
Daerah Tengger telah di laporkan mempunyai gandum jenis lokal yang dulu biasa di tanam oleh masyarakat setempat. Sedangkan gandum sekitar merbau, salatiga, cibodas, Cisarua, dan Pasuruan dan Pasuruan – dalam kisaran luas sejak awal abad 18 (Subandi,2001). Pada tahun 1993 beberapa varietas introduksi di lepas dengan nama Timor dan Nias. Mulai tahun 2000 beberapa varietas gandum dari India telah di tanam untuk diuji adaptasinya di beberapa wilayah di Indonesia antara lain: Bogor, Cipanas, Pasar Minngu Jakarta, Salatiga, Boyolali, Karanngannyar, Pasuruan, Malang, Nogkojajar, dann Malino di Sulawesi.


1.3 Tujuan
    Adapun tujuan dari budidaya gandum ini adalah diantaranya:
•    Untuk mengenalkan cara budidaya gandum di indonesia.
•    Mengurangi produksi impor gandum yang ada di Indonesia.
•    Dapat memproduksi benih gandum secara mandiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Gandum
Sejarah tanaman gandum di percaya berasal dari daerah yang di sebut sebagai daerah bulan sabit yang subur di barat daya Iran, timur laut Irak, Irak dan Iran (Cook dan Veseth, 1991). Daerah ini sebagian besar memiliki musim dingin yang lembab dan sejuk, serta musim panas yang kering yang segera dapat mematikan tumbuhan ini. Oleh karena itu, gandum lebih berevolusi dan berkembang di daerah subtropis.
Temuan- temuan arkeologi di Mesir, Turki, dan bekas danau Dwellers di Swiss menunjukkan bahwa gandum telah di gunakan sebagai makanan manusia paling tidak sejak 600 tahun yang lalu (Pearson, 1966). Di eropa pada zaman prasejarah, gandum di tanam bersama-sama dengan barli dan einkorn. Di Amerika  tanaman gandum diperkenalkan oleh bangsa Spanyol di Meksiko dan oleh bangsa Inggris di New England dan Virginia (Microsoft Encarta Encyclopedia 99). Karna alasan ini tanaman gandum dapat di sebut sebagai tanaman berkategori “lokal” yaitu tanaman daerah yang beriklim dingin atau subtropis.
2.2 Botani dan Morfologi Gandum
    Gandum termasuk divisi Spermatopytha, kelas angiospermae, sub kelas Monocotyleldone, ordo Graminales, famili Gramineae, dan genus Triiticum durum (gandum durum) Triticum aestivum ( gandum club). Triticum aestivum (gandum jenis roti) biasa di gunakan sebagai bahan baku pembuat roti dan Triiticum durum(gandum durum) biasa di gunakan sebagai bahan baku pembuat macaronidan mie.
    Tanaman gandum memiliki batang beruas (6 ruas) dan berongga seperti tanaman padi. Sperti tanaman gramineae lainnya, ganduum memiliki akar serabut. Daun tanaman gandum tumbuh tegak/melenkung (tergantung varietas) dan beerbentuk pita. Daun yang sudah tua akan mengering dan melengkung ke bawah (Stoskoff, 1985).
    Pembungaan pada gandum bersifat majemuk (Stoskoff, 1985). Pada gandum, kumpulan-kumpulan bunga (spikelets) bertumpuk satu sama lain pada malai. Tiap spikelet terdiri dari beberapa bulir dan kulit ari (lemma dan palea). Tiap bulir memiliki batang yang sangat kecil yang di sebut rachilla. Pada dasar spikelet tersapat glumme yang umumnya halus dan pada beberappa varietas, glumme terdapat tiga anther dan dua stigma dengan sebuah ovarium. Lemma, palea dan keseluruhan alat kelamin (yang nantinya akan menjadi biji atau kernel) tersebut merupakan satu kesatuan bunga (floret). Selanjutnya terdapat beberapa floret sebelum glume terakhir (Phoelman dan Sleper, 1995). Biasanya tiap spikelet akan menghasilkan dua sampai tiga biji (kernel).
    Mekarnya bunga secara normal terjadi beberapa hari setelah malai keluar. Gandum merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Saat glume mebuka, anther keluar dan sebagian dari polen keluar. Saat itu, kemunkinan masuknya polen lain yang menyebabkan penyerbukan silang sangat kecil (kurang dari1%) karena polen mulai dihasilkan sebelum bunga mekar. Hal ini menyebabkan ovary di buahi dahulu oleh plen dalam satu bunga sebelum bunga mekar. Pembungaan terjadi sangat di pengaruhi oleh mmusim. Pada saat musim dingin (hujan) pembunaan terjadi sangat lambat dan polen bisa mati tercuci air hujan. Oleh karena itu misim dingin saat pembungaan akan menybabkan pengisian yang kurang pada tanaman gandum.
    Biji gandum (kernel) terdiri dari endosperm, embrio, lapisan aleuron, dan beberapa lapisan luar yang di sebut brand. Endosperm merupakan bagian penting yang dapat di giling menjadi tepung. Biji gandum mengandung protein yang sebagian besar merupakan gluten. Gluten ni berfungsi untuk membantu fermentasi pada pembuatan roti.
    Gandum lunak umunya tumbuh ketika curah hujan meningkat. Tepung yang di hasilkan dari gandum lunak memiliki tekstur yang lebih lembut dari pada tepung yang dihasilkan oleh gandum keras. Kandungan gluten gandum lunak yang sdikit, membuat daya serap terhadap airnya relatif kecil dan lebih banyak digunakan untuk membuat kue-kue. Gandum lunak banyak di hasilkan di Australia dan Eropa Barat.

BAB III
METODE

3.1 Kerangka Konsep
    Adapun Kerangka Konsep yang kami tulis yaitu :
3.1.1 Budidaya:
Benih gandum yang akan di budidayakan
•    Baik
•    Bebas dari hama dan penyakit
Pengolahan lahan
•    pembajakan dapat dengan menggunakan mesin atau tradisional.
•    Membuat saluran irigasi
•    Membuat bedengan
Penanaman dengan memperhatikan
•    Jarak tanam
•    Alat penanaman, baik secara manual atau mesin
•    PH tanah dan jenis tanah
•    Suhu
•    Curah hujan
•    Kelambapan
•    Waktu tanam
Perawatan
•    Pemupukan
•    Pengairan
•    Rouging (untuk menjaga mutu produksi benih)
•    Penyiangan
Pengendalian hama dan penyakit
•    Musuh alami
•    Pengendalian hama terpadu
Pemanenan berdasarkan
•    Umur tanaman
•    Keadaan cuaca
3.1.2 Produksi Benih
•    Benih di simpan dengan suhu 20 0C kelembapan relatif 60%
•    Pengambilan sampel (untuk mengetahuhi mutu benih)
•    Ruangan dan benih harus terhindar dari hama dan penyakit dengan memperhatikan aliran udara yang masuk dari ventilasi
•    Memperhatikan cahaya dalam ruang simpan

                                                                      KONSEP 8P




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Produksi Gandum
    Gandum di tanam  dari benih, sehingga di perlukan benih  yang baik, bebas dari hama dan penyakit tanaman. Jarak tanam yang baik untuk pertanaman gandum adalah 10 x 30 cm. Penanaman dapat dilakukan secara manual mapun mesin penanaman . Irigasi yang baik sangat potensial untuk meningkatkan produksi gandum, tetapi harus di jaga agar tidak terlalu banyak air. Cukup dengan menggenangi jalur pada peletakan atau dengan menggunakan irigasi tetes (sprinklers), kebutuhan air bagi pertanaman dapat terpenuhi. Jumlah benih yang dapat digunakan adalah 10-15 kg/ha untuk 25-30 tanaman/m2. Rouging dapat di lakukan oleh pemulia itu sendiri maupun petugas inspeksi lapang (Bland, 1971).
    Rouging merupakan tindakan untuk mengeliminasi tanaman-tanaman yang tidak di inginkan dari lahan penanaman tersebut, karena tidak memenuhi standar dari varietas yang di tanam yang bertujuan untuk menghindari pencampuran secara genetik. Rouging sebaiknya di lakukan sebelum terjadinya ppolinasi. Bila tanaman di eliminasi, dalam hal ini (kelas penjenis), telah masuk fase pembungaan maka seluruh tanaman di bari tersebut akan dieliminasi juga. Elimnasi tanaman oof-type, harus seluruh tanaman termasuk akar-akarnya. Tnaman yang telah dieliminasi, sebaiknnya langsung di buang  dan tidak fi tinggal dilpang. Bila rouging telah selesai dilakukan, maka semua tanaman di lapangan tersebut harus memiliki diskripsi/karakteristik dari varietas yang ditanam.
Keunggulan Gandum
1. Biaya pemupukan relatif sedikit
2. Dapat memutus siklus hama pada tanaman kentang
3. Pemeliharaan tidak seintensif padi
4. Hama burung tidak ada karena adanya perisai/duri pada gabah
5. Proses pasca panen lebih mudah
Manfaat Gandum
1. Makanan ringan roti, mie, biscuit, pudding, es krim, macroni, kue
2. Bahan pakan ternak seperti gabah, dedak, bungkil
3. Untuk industri dalam pembuatan kerajinan, hiasan, lem dan pembuatan kertas
Iklim
• Ketinggian diatas lahan yang sesuai 800 m dpl
• Suhu Optimum 20 25° C
• Curah hujan 600 825 mm/tahun
• Kelembapan rata-rata 80 90%
• Intensitas penyinaran 9-12 jam/hari
Tanah
• Jenis tanah adalah Andosol, Regosol kelabu, Latosol dan Aluvial
• pH tanah berkisar 6 - 7
• Syarat tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah :
a). hara yang diperlukan cukup tersedia,
b). tidak ada zat toksit,
c). kelembaban mendekati kapasitas lapang,
d). suhutanah ratarata berkisar 15 28° C,
e). aerasi tanah baik,
f).tidak ada lapisan padat yang menghambat penetrasi akar gandum untuk menyusuri tanah.
Cara Pengolahan Tanah
• Tanah dicangkul sedalam 25-30 cm setelah tanah dicangkul, dibiarkan/dianginanginkan selama 7 hari
• Penggemburan tanah dilakukan agar bongkahan tanah menjadi butiran yang lebih halus
• Kemudian tanah dianginanginkan selama 7 hari agar terhindari dari unsurunsur beracun yang kemungkinan ada di dalam tanah
Pembuatan Bedengan
• Setelah tanah diolah/digemburkan dibuat bedengan selebar 200cm. Panjang bedengan menyesuaikan kondisi lahan
• Diantara bedengan dibuat selokan selebar 50 cm dan sedalam 25cm
• Tanah dari galian selokan diambil dan ditaburkan diatas bedengan sehingga menambah tinggi bedengan
• Permukaan bedengan dihaluskan dan diratakan sehingga rata benar
• Pada setiap bedengan nantinya terdapat ± 8 barisan tanaman dengan jarak antar baris 25 cm.
Penanaman
Varietas yang ada dan pernah dikembangkan di Indonesia baru beberapa varietas di antaranya Nias, Timor, Selayar dan Dewata namun dari ke 4 varietas tersebut yang banyak di tanam oleh petani varietas Selayar dan Dewata.
Kebutuhan Benih
Benih yang digunakan hendaknya benih bermutu, hal ini sangat penting disamping untuk menghasilkan produksi yang tinggi juga tahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang. Kebutuhan benih per hektar 100 kg atau sama dengan 1 kg/100 m² dengan sistim larikan jika ditanam dengan sistim tugal kebutuhan benih bisa kurang dari 100 kg/ha.
Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat adalah pada awal musim kemarau dan di akhir musim penghujan, pada sebagian besar daerah di Pulau Jawa biasanya berada di antara bulan April Mei, dimana di perkirakan curah hujan tidak terlalu tinggi. Namun demikian, ada beberapa daerah yang waktu tanamnya tidak pada bulanbulan tersebut. Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut mempunyai musim kemarau dan penghujan yang berbeda.
Penanaman
• Buat alur/larikan pada bedengan dengan jarak antara 25 cm.
• Benih yang akan ditanam, dicampur terlebih dahulu dengan Dithane.
• Benih dimasukan dalam alur sedalam 3,5 cm dengan cara seretan.
• Taburi Furadan ditempat biji dalam alur, kemudian ditutup dengan tanah halus
. Pemberian Furadan dimasukan agar benih tidak terkena hama dan penyakit.
Pengairan
• Pada waktu setelah tanam yang diikuti pemupukan ke I lahan perlu diairi agar benih berkecambah dan dapat tumbuh dengan baik.
• Pada waktu tanaman berumur 30 HST yaitu pada waktu setelah penyiangan dan pemupukan ke II, tanaman perlu diairi agar dapat menyerap pupuk dengan baik.
• Waktu tanaman berumur 45 65 HST yakni pada waktu fase bunting sampai keluar malai, tanaman perlu diairi agar jumlah bunga dan biji yang dihasilkan banyak.
• Pada fase pengisian biji sampai masak (± 70 90 HST) tanaman perlu diairi agar tidak menurunkan berat biji yang dihasilkan.
Pemupukan
Waktu pemupukan dapat dilakukan sebelum tanam atau pada saat tanam sebagai pupuk dasar. Pupuk pertama diberikan TSP dan KCl serta sebagaian pupuk N. Dosis pupuk dapat ditentukan oleh jumlah hara yang tersedia didalam tanah. Biasanya pupuk organik 10
ton/ha, sedangkan pupuk anorganik 120 – 200 kg N/ha, P 45 – 150 kg/ha dan 30 – 70 kg K/ha. Pemberian pupuk Urea dapat diberikan 2 – 3 kali.
Pemberian I :
Sepertiga bagian bersama dengan pupuk P dan K dalam bentuk pupuk majemuk.
Pemberian II :
Sepertiga bagian pada saat bertunas sekitar 25 30 hari setelah tanam.
Pemberian III :
Sisanya pada saat pembentukan primordia bunga untuk mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan protein.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.
Penyiangan I : tanaman berumur 1 bulan.
Penyiangan II : dilakukan 3 minggu dari penyiangan pertama.
Penyiangan III : tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma.
 Hama dan Penyakit
Di Indonesia hama yang menyerang tanaman gandum dan cukup berbahaya adalah, Aphhids, Walang Sangit, Ulat Grayak, Penggerek Batang, Sundep dan Nematoda.
4.    Aphids
Aphids berbadan lunak dan transparan menyerang dengan cara menghisap dan menyebabkan daun berwarna kekuningan dan mati prematur. Aphids juga mengeluarkan cairan yang mengandung gula yang dikenal sebagai honeydew yang menyebabkan bintik-bintik kecil hitam pada daun sehingga menyebabkan perkembangan jamur jelaga.
2. Walang Sangit
Walang sangit menyerang jaringan batang dan biji yang sedang tumbuh dengan cara merusak. Bila walang sangit memakan biji selama masak susu maka biji akan rusak, bila menyerang pada perkembangan lanjut akan menyebabkan biji kisut. Bila memakan titik tumbuh menyebabkan tanaman menjadi steril.
3. Ulat Gerayak
Ulat Gerayak dan ulat penggerek batang menyebabkan kerusakan berat pada areal yang cukup luas. Gejala serangan rusaknya pinggir daun sampai ke bagian tengah daun atau ujung tanaman, larva hama ini dapat merusak bagian leher tanaman bahkan beberapa spesies memakan bagian akar atau bagiandalam akar.
4. Sundep
Sundep dapat mematikan tanaman, gejala yang ditunjukan pucuk tanaman berwarna putih, bila pangkal tanaman dibelah akan di dapati ulat. Biasanya tanaman yang terserang 10 15 % dan serangan ini jarang menyebabkan kerusakan pada areal yang luas.
5. Nematoda
Nematoda dapat mengurangi vigor tanaman dan menyebabkan luka, busuk dan pembengkakan akar. Areal yang terinfestasi tidak beraturan dan biasanya di tandai dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Penyakit Tanaman Gandum
Penyakit tanamn gandum yang biasanya di temui adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, sedangkan penyakit utama tanaman gandum adalah :
1. Penyakit Karat (Rust) dibagi 3 yaitu :
a. Karat jalur atau karat kuning disebabkan patogen Puccinia Striiformis.
b. Karat daun atau karat coklat (Leafor brown rust) di sebabkan patogen Puccinia rencondita f.sp tritici.
c. Karat Batang atau karat hitam disebabkan patogen Puccinia gramini f.sp tritici.
2. Penyakit Bercak Daun (leaf and glume blotch) disebabkan Septoria tritici, Septoria nodorum, Septoria avenal f. Sp. Trificea.
3. Penyakit Busuk Akar, Hawar Kecambah dan Bercak Daun disebabkan Drechslera (Helminthosporium) sativa dan Drechslera tritici repentis.
4. Penyakit Busuk Pangkal Batang disebabkan Fusarium culmorum dan Fusarium graminearum.
Penyakit lain yang dijumpai pada tanaman gandum adalah blight daun disebabkan Alternaria triticina, penyakit eyespot disebabkan Pseudo cercosporella herpotrichoides, penyakit busuk hitam akar yang disebabkan Gaeumannomyces graminis, penyakit tepung disebabkan Erysiphe graminis F. Sp. Tritici, penyakit kudis, dan penyakit kerdil kuning.
Pengendalian Hama dan Penyakit
    Adapun cara pengendalian hama dan penyakit yaitu dapat menggunakan PHT (Pengendalian Hama Terpdu) dengan memasukkan musuh alami pada penyakit selama tanaman yang terserang penyakit masih belum mencapai ambang ekonomi maka kita tidak perlu menggunakan pestisida namun jika hama dan penyakit menyerang dan mencapai ambang ekonomi kiita perlu melakukan tindakan pencegahan dengan pengendalian kimia diantaranyadengan menngunakan pestisida.

Panen
Gandum yang siap panen apabila tanaman telah berumur ± 90 untuk dataran rendah, berumur ± 107 hari untuk dataran menengah, dan ± 112 hari untuk untuk dataran tinggi. Sedangkan
Ciriciri tanaman siap panen sebagi berikut :
• Sekam (lemma dan palea) yang menutupi biji gandum telah mengering
• Jika biji gandum di gigit sudah terasa keras
• Kadar air biji gandum antara 20 – 30 %
Panen sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah, karena akan sangat membantu dalam perontokan biji. (panen menggunakan sabit bergerigi), segera dirontokan (dipisahkan dari malai) menggunakan thresher, kemudian dikeringkan. Apabila bila menggunakan thresher, maka setelah dipanen, biji yang masih bersatu dengan malai, dijemur kemudian dirontokan dengan cara diinjak-injak dengan kaki, setelah itu biji dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari.
Pemanenan secra umum di lakukan untuk dua tujuan, yaitu:
•    Untuk menghasilkan G2 tahun berikutnya, yaang dilakukan dengan cara manual, dan setiap G1 di pisahkan tersendiri.
•    Sisanya kemuudian di panen dengan kombinasi kecil yakni G3 untuk tahun berikutnya. Benih kemudian dibersihkan untuk diproses.
Penyimpanan
        Setelah diipanen, benih disimpan, ada 2 ruang untuk penyimpanan malai dan benih gandum. Benih ditempatkan terpisah di gudang dengan suhu 20 0C dan kelembapan relatif dari 60%, atau benih juga dapat disimpan diruangan dingin yang bersuhu 5 0C dan kelembapan relatif lama(kira-kira 2 tahun dan dalam jumlah yang relatif sedikit.
        Sementara benih atau malai tersebut di simpan, sampel yang telah di ambil (tidak mengganggu kwantitas benih/malai)
Syarat-syarat gudang penyimpanan adalah :
• tidak bocor/tempias
• lantai harus padat (terbuat dari semen atau beton)
• mempunyai ventilasi yang cukup, agar aliran udara lancar sehingga udara dalam gudang tidak lembab
• bebas dari gangguan hama dan penyakit (ruangan bersih, lubang ventilasi tertutup kawat kasa).
Cara penumpukan hendaknya diatur sedemikian rupa agar tumpukan mudah dihitung, mudah dikontrol, tidak mudah roboh dan keluar masuk barang lebih mudah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
        Budidaya gandum dan Produksi dalam perbanyakan benih memang sangat perlu di terapkan di Indonesia hal tersebut bertujuan  untuk  mengurangi tingkat konsumsi impor gandum yang semakin meningkat di indonesia dan berdampak pada anggaran pendapatan negara  dan juga dapat merusak petani di Indonesia. Maka dari itu juga tak luput dari peran pemerintah untuk memberi kebijakan bahwa pentingnya tanaman gandum di negara kita.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2012. Permasalahan Serealia (Padi, Jagung, Sorgum, Gandum) di indonesia. Meneg ristek: jakarta
Budiarti, S. G. 1986. Indonesia Berpotensi Menanam gandum. Majalah trubus vol (no). 230. Hal:13. Tahun XX – 1989.
Cook, R.J and R.j. veseth, 1991. Wheat Health Management. APS Press, Minnesota, USA.
Food agriculture organization. 1994. Trade Yearbook 1993, p 27 In Grubben, G. J. H. And S.partohadjono (Eds.) Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) No. 10. Cereals. Backhuys publishers. Leiden, Netherland.
Microsoft Encarta Encyclopedia 99 Deluxc Edition Compact disk.
Pearson, L.C.,1966. Principles of Agronomy. Reindhold Publishing Corporation, New York.
Rudiyanto. 2006. Biasakah Tanaman Gandum di Globalkan?. Vol 2, Kajian Politik Lokal dan Sosial. Humaniora.
Subandi, M. Yusuf, Rudiyanto, Ch. T. Harwati, S.D. Santoso, N. Surnarniyati, E. Patola, Siswadi, E. Pudjihartarti, D, Murdiono, Y.H. Agus, B.H. simanjuntak, S. Ruusminto,2001. Selekksi Awal dan Produksi Benih Gandum (Triticum castivum L) Varietas DWR 162 dari India. Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta, dan Universitas Kristen satya Wacana salatiga.
Stoskoff, C. N. 1985. Cereal Graind Crops. Reston publishing Compani. Inc. Virginia.
Van Ginkel, M. And Villareal R. L. 1996. Titricum L., p. 137-143 In Grubben, G. J. H.  And Soetjipto Partohardjono (Eds.) Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) No. 10. Cereals. Backhuys publishers. Leiden, Netherland.

1 komentar: